Perihal Mirza Ghulam Ahmad yang beriktikad Nabi Isa a.s telah wafat dan mengatakan bahawa beliaulah Al Masih dan juga Al Mahdi.
antara sumber : Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan, Jabatan Perdana Menteri
Diterbitkan dalam bahasa Indonesia
Darul Kutubil Islamiyah,
Jl. Kesehatan IX/12 Jakarta Pusat
Penterjemah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia
Oetami Soesilo Soewindo dan S.A. Syurayuda
Editor Mansyur Basuki dan Bambang Dharmaputra
Design Setting & Layout: Erwan Hamdani
Buku ini ditulis oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Maulana Muhammad Ali dengan judul “The Philosophy of the Teachings of Islam” yang dibacakan pada konperensi berbagai agama di Lahore pada tahun 1896.
Buku ini ditulis oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Maulana Muhammad Ali dengan judul “The Philosophy of the Teachings of Islam” yang dibacakan pada konperensi berbagai agama di Lahore pada tahun 1896.
Kepopuleran buku ini sudah begitu luas yang dibuktikan oleh fakta bahwa tulisan aslinya dalam bahasa Urdu telah diterbitkan beberapa kali. Edisi bahasa Inggris, pertamakalinya diterbitkan secara berkala di majalah Review of Religions pada tahun 1902 (ketika itu Maulana Muhammad ‘Ali menjadi pimpinan redaksinya). Dalam bentuk buku, pertamakali diterbitkan tahun 1910 setelah direvisi oleh Mr. Muhammad A. Russel Webb, Maulwi Sher ‘Ali dan Ghulam Muhammad.
MUHAMMAD ALI
Mei 1910.
RIWAYAT PENULIS
“Tidak, barangsiapa berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan berbuat baik (kepada orang lain), ia memperoleh ganjaran dari Tuhannya, dan tak ada ketakutan akan menimpa mereka, dan mereka tak akan susah” (2:112).
Pada tahun 1835, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, putera Mirza Ghulam Murtadla, dilahirkan di Qadian, salah satu desa yang terletak di utara Punjab, India. Beliau termasuk keluarga terhormat, Mughal, yang berimigrasi ke India zaman pemerintahan Kaisar Barbar pada abad ke 16.
Beliau menerima pendidikan dasar di desanya. Pada masa mudanya, meskipun beliau suka menyepi dan tak suka pada kehidupan duniawi, namun atas perintah ayahnya, beliau sibuk mengelola tanah keluarga. Juga untuk memenuhi keinginan ayahnya, pada tahun 1864, beliau menjadi pegawai pemerintah di Sialkot. Di sinilah untuk pertama kalinya Mirza berhubungan dengan para missionaris Kristen.
Pada tahun 1868, ayahnya mengizinkan beliau untuk berhenti dari pekerjaannya dan kembali ke Qadian. Untuk beberapa tahun lamanya beliau diminta untuk mengelola tanah keluarga serta mengurus segala sengketa tanah mereka. Beliau sering sekali mengunjungi kota Batala, yang pada waktu itu menjadi daerah kegiatan Kristen yang penting. Segera saja beliau memutuskan untuk melawan propaganda yang menyakitkan hati yang dilancarkan para missionaris Kristen terhadap Islam.
Setelah ayahnya wafat pada tahun 1876, beliau mencurahkan diri sepenuhnya untuk mendalami al-Qur’an, Hadits, Tafsir dan ajaran agama-agama lain. Di saat beliau sedang giat menangkis dalih-dalih Kristen yang ditujukan terhadap ajaran Islam, maka Gerakan Arya Samaj pun mulai berkembang di kalangan orang Hindu. Dalam perdebatannya tentang ketidak benaran argumentasi Kristen dengan para pemimpin mereka, keulamaan dan semangat besar dari beliau dalam mempertahankan Islam tampak menonjol.
Pada tahun 1880, terbitlah buku yang sangat terkenal, yaitu “Barahini Ahmadiyah” yang sangat mengesan sekali khususnya di kalangan kaum Muslimin. Di dalam jilid pertamanya, beliau mengemukakan sejumlah besar dalil berdasarkan nara sumber utama, memperkokoh pengakuan bahwa
Islam adalah agama yang paling tinggi bagi manusia. Beliau menekankan perlunya wahyu Ilahi dan berdebat bahwa Tuhan bersabda kepada para hamba pilihan-Nya bahkan hingga sekarang sebagaimana Dia bersabda di zaman lampau. Dalam hubungan ini, beliau menunjuk kepada kasyaf dan ilham yang diterima dan menyebutkan sebagian dari padanya telah terpenuhi. Di saat beliau sedang menulis buku tersebut, maka diwahyukanlah bahwa beliau telah diangkat menjadi Mujaddid abad 14 Hijriah untuk membela perkara Islam.
Pada tahun 1891, beliau mengumumkan bahwa telah diwahyukan bahwa Yesus Kristus tidak hidup abadi, dan telah wafat sebagaimana para Nabi lainnya. Beliau menyatakan bahwa Al-Masih yang kedatangannya telah dijanjikan kepada kaum Muslimin, adalah seorang Mujaddid (Pembaharu) dan ramalan-ramalannya telah terpenuhi pada diri beliau sendiri.
Lebih lanjut beliau memberitahukan bahwa hadits-hadits yang berhubungan dengan kemunculan Mahdi dan juga berkenaan dengan kedatangan Al-Masih, mengisyaratkan bahwa dakwah Islam di dunia bukan dengan pedang, melainkan dengan argumentasi dan pemikiran.
Pernyataan ini menimbulkan gelombang perlawanan yang hebat tidak hanya dari kaum Kristen dan Hindu, bahkan dari kalangan kaum Muslimin sendiri. Di tengah-tengah kancah cobaan dan penderitaan ini, pemerintah Inggris pun langsung mengawasi beliau sehubungan dengan pengakuan beliau menjadi Mahdi, tetapi beliau tetap menyiarkan Islam penuh semangat dan tulus. Semangat untuk menyiarkan risalah Islam ini ke seluruh dunia telah bergelora di hati beliau, khususnya ke Eropa yang selama ini hanya selalu menggambarkan Islam dari sisi gelapnya saja.
Keinginan beliau mulai terwujud pada tahun 1901, yakni ketika beliau mulai menerbitkan majalah bulanan Review of Religion dari Qadian, dengan menyajikan gambaran Islam dan Nabi Muhammad saw yang benar ke dunia yang berbahasa Inggris.
Rencana itu kemudian dilanjutkan setelah beliau wafat, dan untuk pertamakalinya pada tahun 1912, The Woking Muslim Mission di Inggris didirikan, kemudian menyusul The German Muslim Missionari di Berlin tahun 1922. Selanjutnya penyiaran Islam pun dibawa dari satu negeri ke negeri lainnya. Tidak ragu lagi, gelora yang melatarbelakangi keberanian yang terorganisasi ini, sesungguhnya terbit dari hati seorang yang amat saleh dan tulus dari Qadian, seorang penulis yang menerbitkan lebih dari delapan puluh judul buku ke-Islaman, dan menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 26 Mei 1908.
Rencana itu kemudian dilanjutkan setelah beliau wafat, dan untuk pertamakalinya pada tahun 1912, The Woking Muslim Mission di Inggris didirikan, kemudian menyusul The German Muslim Missionari di Berlin tahun 1922. Selanjutnya penyiaran Islam pun dibawa dari satu negeri ke negeri lainnya. Tidak ragu lagi, gelora yang melatarbelakangi keberanian yang terorganisasi ini, sesungguhnya terbit dari hati seorang yang amat saleh dan tulus dari Qadian, seorang penulis yang menerbitkan lebih dari delapan puluh judul buku ke-Islaman, dan menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 26 Mei 1908.
0 comments:
Catat Ulasan
Assalamu'alaikum wbt dan salam sejahtera. Selamat membaca.