Tajuk sebegini memang tidak disenangi barat dan konco-konconya agen penyebaran sejarah fantasi tahyul mahyul.. Seboleh-bolehnya mereka memaksa umat Islam sedunia menelan sejarah fantasi mereka. Seboleh-bolehnya mereka menipu sejarah dan menjadikan Islam fasik dan munafik sebagai 'hero' sejarah mereka. Seboleh-bolehnya mereka mengangkat fahaman sesat sebagai 'benar' dan menidakkan yang 'hak'.
Kisah tentera Hulagu Khan Islam menyerang Baghdad telah dibentangkan diruangan ini pada tahun 2008. Namun ramai yang memandang sinis, mengherdik - kerana takut penipuan mereka terbongkar.
Mereka takut kerana selama ini mereka juga menipu sejarah dengan mendakwa yang bukan-bukan dan mengadakan yang bukan-bukan, mengajar yang bukan-bukan dan memuntahkan isi perut yang bukan-bukan berdasarkan fakta fantasi lagi palsu yang telah mereka telan.
HULAGU KHAN
AR dirham. Al-Mawsil 657. HULAGU KHAN
A-2122.
(Terang kalimah Tauhid dan Rasul terpatri dizaman Hulagu Khan)
Mongkhe Khan @ Monghe Khagan Al'azam Al'adil - Monghe adalah Maharaja Monggol yang memerintahkan adiknya Hulagu Khan menyerang Baghdad. Jika dilihat pada tarikh sebelum serangan Monggol ke atas Baghdad, jelas menunjukkan mereka sudah Islam lebih awal! Lihat sahaja duit si Bapak Monggol si Ugudei Khan al-Adil dibawah. Si Ugudei ini juga yang membuka Dynasti Yuan China.
Maka dibawah ini dibawakan sedutan daripada Tim Penulisan Sejarah Islam Era Majapahit
Lembaga hikmah dan Kebijakan Publik PDM Kota Yogyakarta yang dikirim seorang rakan bagi membenarkan fakta bahawa MONGGOL ISLAM MENYAPU BERSIH FAHAMAN SYIAH DAN KRISTIAN DIBUMI BAGHDAD.
Ianya berbunyi seperti berikut:
Mongol
Di sisi lain, arus eksodus duriyah Nabi SAW dan tradisi ilmiyah dari kota suci Kuffah yang melalui Jalur Sutra Darat, menjadi cikal bakal Islam di Mongol, membentuk tradisi Kerajaan Islam Mongol. Semenjak Jengis Khan, Mongol sudah menjadi imperium Islam di Asia Tengah. Imperium ini memuncak pada abad 10 dan 11.
Yakni ketika Hulagu, Pangeran Muslim Mongol, membumihanguskan Baghdad (996). Beliau saat itu menggunakan slogan-slogan sebagai “Pembawa Bencana dari Allah untuk Menghukum Para Pendosa (Baghdad)”. Karena dinasti Kaisar Abassiyah Baghdad, selama 3 abad telah menjadi penguasa (Islam) yang tiran, kejam, dan penista duriyah Nabi SAW.
[Dan jagalah diri kamu daripada (berlakunya) dosa (yang membawa bala bencana) yang bukan sahaja akan menimpa orang-orang yang zalim di antara kamu secara khusus (tetapi akan menimpa kamu secara umum). Dan ketahuilah bahawa Allah Maha berat azab seksaNya.
[...Baghdad yang pada waktu itu telahpun dibelit dan dikuasai puak Syiah Hasyasyin ('Assasin' kaki syisya-kaki khayal-taik candu) yang menentukan kepimpinan Baghdad secara korup mengikut kepentingan mereka. Khalifah hanya tinggal nama, tiada fungsi dan tidak dihormati lagi - ini adalah pada zaman Al-Musta'im 640H - 1242M.
Ulama' dan para pendakwah zaman Abassiah dan sebelumnya termasuklah para Tok Wali dan Ahlullah zaman itu berjaya mengislamkan Maharaja Monggol dan mereka akhirnya membalas budi dengan menyelamatkan Baghdad dari terus di pimpin oleh Khalifah-khalifah yang korup di bawah pengaruh Syiah Hasyasyin dan juga kristian.
Mereka masuk setelah mendapat isyarat @ tanda yang nyata tentang 'penyelewengan' itu dan menyerang bila mana jiwa Islam sudah luput dari amalan penduduk-penduduk Baghdad dan Khalifahnya! Bukan suka-suka.- TMP, 2008.
[Baghdad yang kononnya dibakar pihak Monggol tetapi pada masa sama membenarkan pula Al-Tusi (astrologer Islam dikatakan berfahaman syiah yang tidak bersangkut dengan politik yang turut di iktiraf oleh Ibnu Khaldun) membina pusat kaji bintang (observatory center) yang terbesar dan tercanggih (didunia) di Maragha dibawah naungan Hulagu Khan?
"The library of the observatory contained 40,000 books on many subjects, related to astrology/astronomy as well as other topics. A number of other prominent astronomers worked with Tusi there, such as Muhyi al-Din al-Maghribi, Mu'ayyid al-Din al-'Urdi, from Damascus, Qutb al-Din al-Shirazi, and Hulagu's Chinese astronomer Fao Munji whose Chinese astronomical experience brought improvements to Ptolemaic system used by Tusi." - http://www.ummah.net/history/scholars/TUSI.html sumber ini pun telah dihilangkan daripada internet!
Mati hidup balik pun pihak barat tidak akan menggunakan syiling diatas ini sebagai bukti keislaman kerajaan Hulagu Khan.
Ini menunjukkan pihak Monggol tidak membakar buku dan menghancurkan perpustakaan, malah membenarkan dan menghargai pihak sarjana Islam. Lautan dakwat sungai Tigris itu hanya kata yang diperbesar-penyedap cerita sahaja, tapi bukanlah fakta yang sebenar. Tidak mungkin dalam sekelip mata 40,0000 naskah buku dapat dihasilkan?
Yang di lanyak Monggol itu sebenarnya puak Syiah Hasyasyin yang kejam dan tidak berperi kemanusian beserta konco-konconya sekali. Dan barangkali yang dibakar dan dibuang itu adalah buku-buku sihir - tahyul khurafat, komik mangga, urtv, variapop kepunyaan puak 'syiah taik candu' ini tadi yang memang tidak membawa faedah kepada umat Islam sejagat. - TMP 2009]
Kesamaan latar sejarah ini juga menjelaskan kepentingan kunjungan utusan Imperium Mongol ke Singasari. Yaitu ketika jaman Sri Sultan Kertanegara (1268-1292) bertahta di Singasari. Kunjungan I Khubilai Khan, Kaisar Mongol, mengutus Meng Chei. Kunjungan II, setahun kemudian, mereka mengutus Shieh Pie, dkk. Namun fenomena histories ini masih memerlukan penelitian lebih jauh. Kelak kemudian tahun 1408 Laksamana Muhammad Ceng Ho meminta maaf atas kesalahpahaman mendiang Kubilai Khan Sultan Mongol, kepada Sri Ratu Suhita di Daha, Majapahit. (Salahfaham Kubilai Khan kerana menyangka kerajaan Majapahit sudah terpesong dari ajaran Islam seperti Bahgdad sebab itu mereka menyerangnya)
Tahun 1405, abad 15M, giliran Laksamana Muhammad Cheng Ho bersilaturrahmi ke seluruh wilayah durriyah di Nuswantara, bahkan sampai ke Mekkah. Nama lengkapnya dalam lisan arab adalah Muhammad Husen bin Ali (Ma Ho Sen Li). Jadi beliau adalah keturunan Ma atau GK Nabi Muhammad SAW, Nabi dan Rasulullah Agung. Saat itu secara teoritik syarif Mekkah dijabat oleh Syeh Hassan II. Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho juga membangun ratusan mesjid di wilayah kepemimpinan para durriyah ini. Termasuk pembangunan masjid-masjid di wilayah Majapahit saat itu. Jadi menurut catatan terdapat banyak sekali masjid di Majapahit. Ia terdapat di hampir setiap kadipaten Majapahit. Semua ini atas prakarsa Kaisar Yung Lo (1403-1424), dan Kaisar Hsuan Te (1425-1436). Mereka adalah para kaisar muslim dari Dinasti Ming di China. Ketika Laksamana Muhammad Cheng Ho wafat, seluruh umat Islam Majapahit/ Nuswantara melakukan shalat ghaib di masjid-masjid yang telah didirikan Cheng Ho, baik di seluruh Majapahit dan di seluruh Nuswantara. Namun ratusan masjid ini bisa jadi telah lapuk dan musnah karena terbuat dari kayu. Atau telah dipugar menjadi bangunan masjid modern. Namun beberapa masjid era Majapahit masih dapat kita jumpai, misalnya di daerah Majenang dan Karanganyar, Jawa Tengah.
Tahun 1405, abad 15M, giliran Laksamana Muhammad Cheng Ho bersilaturrahmi ke seluruh wilayah durriyah di Nuswantara, bahkan sampai ke Mekkah. Nama lengkapnya dalam lisan arab adalah Muhammad Husen bin Ali (Ma Ho Sen Li). Jadi beliau adalah keturunan Ma atau GK Nabi Muhammad SAW, Nabi dan Rasulullah Agung. Saat itu secara teoritik syarif Mekkah dijabat oleh Syeh Hassan II. Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho juga membangun ratusan mesjid di wilayah kepemimpinan para durriyah ini. Termasuk pembangunan masjid-masjid di wilayah Majapahit saat itu. Jadi menurut catatan terdapat banyak sekali masjid di Majapahit. Ia terdapat di hampir setiap kadipaten Majapahit. Semua ini atas prakarsa Kaisar Yung Lo (1403-1424), dan Kaisar Hsuan Te (1425-1436). Mereka adalah para kaisar muslim dari Dinasti Ming di China. Ketika Laksamana Muhammad Cheng Ho wafat, seluruh umat Islam Majapahit/ Nuswantara melakukan shalat ghaib di masjid-masjid yang telah didirikan Cheng Ho, baik di seluruh Majapahit dan di seluruh Nuswantara. Namun ratusan masjid ini bisa jadi telah lapuk dan musnah karena terbuat dari kayu. Atau telah dipugar menjadi bangunan masjid modern. Namun beberapa masjid era Majapahit masih dapat kita jumpai, misalnya di daerah Majenang dan Karanganyar, Jawa Tengah.
Tim Penulisan Sejarah Islam Era Majapahit Lembaga hikmah dan Kebijakan Publik PDM Kota Yogyakarta.
Jikalau di Malaysia, sejarawan kita ditipu oleh British, tidak kurang di Indonesia sejarawan mereka juga ditipu oleh Belanda. Seperti di Malaysia, mereka juga punya Tim Sejarah Realiti yang menafikan kisah hindu buddha dalam sejarah mereka dan lebih banyak merujuk kepada sejarah agama Ibrahim dirantau nusantara.